Adhya Tirta Batam Official Website

Jaga Suplai Air ke Pelanggan, Ini yang Dilakukan ATB

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 31-AUG-2019 09:47:23,   Dibaca : 1943 kali
Mengelola air baku yang terbatas menjadi air bersih bukanlah pekerjaan mudah, apalagi penduduk Batam hanya mengandalkan curah hujan yang ditampung di lima waduk buatan sebagai satu-satunya sumber air bersih.

Sebagai pengelola air bersih di Batam, PT Adhya Tirta Batam (ATB) berupaya menjaga suplai air agar bisa berkelanjutan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memastikan agar Intalasi Pengolahan Air (IPA) dapat berjalan dengan baik, dengan melakukan pemeliharaan secara rutin, khususnya pada area produksi.

"Perawatan area IPA jadi langkah penting untuk dilakukan secara berkala agar produksi air bersih bisa berjalan dengan baik. Area produksi yang bekerja nonstop menghasilkan air bersih harus memiliki performa yang baik. Oleh karena itu, tim ATB rutin melakukan pemeliharaan, hal ini sebagai upaya untuk selalu meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan," ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Jumat (30/8).  

IPA Duriangkang memasok hampir 70 persen suplai air bagi pelanggan di Batam, dengan kapasitas produksi 2.200 liter per detik. Oleh karena itu, IPA Duriangkang menjadi tulang punggung suplai air di Batam.

Secara bergantian, jadwal pemeliharaan rutin dilakukan oleh tim teknis ATB. IPA Duriangkang baru-baru ini telah dilakukan pekerjaan pemeliharaan pada area trafo utama 2500 kVA. Pekerjaan ini penting dilakukan agar kinerja trafo sebagai sumber utama listrik di area IPA bisa berjalan dengan baik.

"Pemeliharaan trafo merupakan bagian utama yang tidak bisa dipisahkan dari area produksi di setiap IPA. Apalagi trafo beroperasi dengan beban penuh secara nonstop, pemeliharaan trafo dilakukan untuk meningkatkan performa agar bisa berjalan dengan baik untuk kebutuhan produksi air bersih," jelas Maria.
Pekerjaan pemeliharaan terkadang dilakukan dalam skala yang lebih luas hingga berdampak pada suplai air ke pelanggan.

"Kami berharap agar pelanggan bisa memahami bahwa saat pemeliharaan dilakukan di IPA dalam skala besar, suplai akan terganggu sementara. Tentu ini bukan kesengajaan kami untuk mematikan air atau membedakan suplai air antara satu pelanggan ke pelanggan lainnya," ucap Maria.

Upaya ATB melakukan pemeliharaan IPA merupakan bukti komitmen ATB memberikan pelayanan maksimal. Proses pekerjaan pemeliharaan yang berjalan dengan baik akan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.

"Tentu ini bagian dari tanggung jawab kami untuk memberikan pelayanan suplai air dengan baik ke pelanggan. Kepada pelanggan, kami juga membutuhkan dukungan agar ATB bisa selalu memberikan yang terbaik," harap Maria.

Menjaga suplai air ke pelanggan agar dapat meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas, tidak saja sebatas melakukan pemeliharaan berkala. ATB juga menekan angka kebocoran hingga lebih rendah. Non Revenue Water (NRW) ATB di tahun 2018 menunjukkan bahwa tingkat kebocoran diangka 16,6 persen dan merupakan angka kebocoran terendah di Indonesia.

"Tingkat kebocoran jadi ukuran kinerja perusahaan air, ATB sudah membuktikan itu dengan angka terendah di Indonesia. Apalagi Batam tidak memiliki sumber daya air yang melimpah seperti di tempat lain, yang harus dimanfaakan dengan efisien," ujar Maria  

ATB juga melakukan inovasi teknologi berbasis informasi yang dibangun oleh internal karyawan ATB. Mulai dari pengembangan Geographic Information System (GIS), Internet of Things (IoT) untuk hampir semua proses. Membantu operasional di lapangan mulai produksi, distribusi dan kebocoran, ATB sudah manfaatkan teknologi dan system integrase 4.0.

"Melalui alih teknologi informasi, ATB saat ini jadi benchmark perusahaan air minum terbaik di Indonesia," tutup Maria.  (Yusuf Riadi/Corporate Secretary)