Adhya Tirta Batam Official Website

Program Bongkar Eceng Gondok ATB Atasi Pencemaran, Sejahterakan Masyarakat

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 09-DEC-2019 13:34:56,   Dibaca : 1861 kali
BATAM - Upaya PT. Adhya Tirta Batam (ATB) untuk menjaga kualitas air di waduk melalui pembersihan Eceng Gondok telah lama diinisiasi. Tidak hanya itu, melalui program Bongkar Eceng Gondok (Bonceng) Kuy, ATB turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu yang mendapat manfaat secara langsung adalah Isna. Seorang pengrajin Eceng Gondok di Batam. Program Bonceng Kuy ATB membuat dia bisa mendapatkan bahan baku berkualitas untuk produk-produk kerajinannya.

Selama ini, Isna mengaku kesulitan mengakses bahan baku Eceng Gondok yang ada di waduk. Padahal, untuk pengrajin sepertinya, Eceng Gondok yang ada di Waduk adalah bahan baku premium. Karena secara kualitas dan kuantitas, sangat memenuhi syarat.

Untuk memenuhi kebutuhannya, Isna dan rekan-rekannya harus keliling Batam. Berburu Eceng Gondok yang tumbuh di selokan-selokan atau waduk kecil. Tidak banyak yang bisa memenuhi standar bahan baku yang diinginkan.

"Kalaupun ada yang benar-benar layak untuk digunakan, jumlahnya tak banyak," jelas Isna.

Bahan baku yang terbatas, membuatnya kesulitan memenuhi permintaan pelanggan. Akhirnya usaha Isna sulit berkembang. Karena kapasitas produksinya tak kunjung naik.

Cara lain yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku adalah dengan mendatangkan dari pulau Jawa. Untuk itu, Isna harus merogoh kocek lebih dalam. Karena selain harus membayar harga bahan baku, dia juga menanggung ongkos kirim yang tak murah.

Namun situasi berubah ketika tim Bonceng Kuy yang diprakarsai oleh Departemen IT and System ATB menawarinya untuk turut berpartisipasi dalam program pembersihan Eceng Gondok di Dam Duriangkang.

Bagai mendapat durian runtuh, Isna mendadak mendapat akses yang luas terhadap bahan baku yang memadai. Jika selama ini dia kesulitan, kini pintu terbuka lebar. Isna tak bisa lagi kekurangan bahan baku.

Mendapat bahan baku yang berkualitas membuat usaha Isna mulai berkembang. Kini produknya telah dilirik oleh hotel-hotel yang ada di Batam. Isna harus menambah sejumlah tenaga kerja untuk memenuhi pesanan yang masuk.

Setelah kualitas produknya diakui di pasar lokal, kini Isna dan para ibu rumah tangga yang dibinanya berencana melebarkan sayap dengan menjajaki pasar ekspor.

"Terimakasih kepada ATB karena telah membantu ibu-ibu dan masyarakat. Sekarang kami sudah berani ekspor," ujarnya.

Ketua Tim Program Bonceng Kuy ATB, Ali Imron mengatakan, program ini lahir dari keprihatinan ATB terhadap semakin banyaknya Eceng Gondok di waduk-waduk yang ada di Batam. Seperti diketahui, Eceng Gondok sangat mempengaruhi kualitas air baku di waduk.

Namun di sisi lain, ditangan pengrajin yang kreatif, Eceng Gondok bisa disulap menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.

Berangkat dari pemikiran tersebut, tim Program Bonceng Kuy mulai menjalin kerjasama dengan pengrajin Eceng Gondok. Pertama kali mencoba, ada 2 orang pengrajin yang mengambil bahan baku. Semakin hari, program ini semakin berkembang.

"Sekarang masih terus disempurnakan. Sekarang Disperindag Kota Batam juga turut membantu," paparnya.

Pemerintah Kota Batam dan BP Batam sepakat untuk bekerjasama membersihkan tumbuhan enceng gondok yang mulai mengkhawatirkan di Waduk Duriangkang. Sekitar 180 hektare eceng gondok yang hidup di waduk Duriangkang, akan dibersihkan bersama-sama.

Sebagai bagian dari program tersebut, BP Batam akan mendatangkan profesor pakar Eceng Gondok dari Lembaga Ilmu Pengetahu