Adhya Tirta Batam Official Website

ATB Ikuti Instruksi Pemerintah, BP Batam Harus Siapkan Solusi Nyata

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 27-MAR-2020 11:42:48,   Dibaca : 1870 kali
BATAM - PT. Adhya Tirta Batam (ATB) akan menjalankan keputusan BP Batam untuk menunda penggiliran air untuk kedua kalinya. Walaupun dengan konsekuensi potensi resiko kandasnya pompa Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjungpiayu.
 
"Resikonya sangat besar. Tapi kami akan mengikuti instruksi ini," ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Jumat (27/3)
 
Maria mengatakan, ada beberapa pernyataan BP Batam yang belum tepat dan menimbulkan kebingungan. Terutama terkait ketersediaan air baku yang diklaim masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
 
Pernyataan tersebut disampaikan tanpa menyertakan data yang memadai terkait berapa lama kondisi waduk Duriangkang dan waduk lain tersebut akan bertahan. Kondisi saat ini, lebih buruk dibandingkan saat terjadi Elnino tahun 2015.
 
"Saat terjadi El Nino tahun 2015, IPA Tanjungpiayu tidak terancam kandas. Untuk itu silakan ditafsirkan bagaimana kondisi saat ini," jelasnya.
 
Namun, jika BP Batam masih bersikeras mengatakan air mencukupi, akan lebih tepat bila disertai dengan penjelasan dan data yang valid. Pertanyaan mengenai data riil kondisi air baku memang sebaiknya dilemparkan kepada BP Batam, karena air baku memang merupakan kewenangannya.
 
"Maaf kami tidak bisa memberikan update ketersediaan air baku, sebagaimana telah dipesankan oleh BP Batam kepada kami. Hanya BP Batam yang akan memberikan penjelasan tentang ketersediaan air baku saat ini," paparnya.
 
Batam sebenarnya memiliki Waduk Tekmbesi. Sesuai dengan kesepakatan IPA Tembesi diharapkan dapat beroperasi per medio 2019, sehingga beban Duriangkang menjadi tidak terlalu berat. Namun sayangnya, WTP Tembesi belum kunjung beroperasi.
 
Potensi tumbangnya IPA Piayu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan tidak beroperasinya IPA Tembesi. Karena keterlambatan operasional IPA Tembesi menyebabkan beban abstraksi air baku di waduk Duriangkang jadi lebih besar dan akhirnya sebagaimana yang kita lihat IPA Tanjungpiayu terancam kandas.
 
Saat pompa intake di IPA Tanjungpiayu semakin mendekati dasar waduk, maka lumpur yang mengendap di dasar waduk juga berpotensi ikut tersedot. Saat itu terjadi, maka IPA Tanjungpiayu berpotensi mengalami gagal beroperasi karena mengalami kerusakan.
 
"IPA akan berhenti beroperasi dan Batam tetap mengalami defisit air bersih sebesar 225 liter perdetik," paparnya.
 
Untuk meminimalisir resiko tersebut, maka dalam waktu dekat ATB akan memasang slab beton atau material sejenis pada permukaan lumpur. Saat pemasangan instalasi Slab Beton dilakukan, penghentian aliran air kepada pelanggan harus dilakukan.
 
Pemasangan Slab Beton diharapkan cukup efektif untuk mencegah lumpur tersedot saat pompa intake semakin mendekati dasar waduk. Upaya ini diharapkan mampu memberikan waktu bernafas setidaknya hingga 15 hari kedepan bila tidak turun hujan.
 
"Tapi jika nanti pompa telah menyentuh Slab Beton tersebut, maka dengan sendirinya pompa akan kami hentikan. Guna menghindari kerusakan yang lebih buruk pada instalasi pengolahan," paparnya.
 
Opsi penggiliran dilakukan saat pompa telah menyentuh dasar waduk bukanlah opsi yang ideal itulah mengapa usulan penggiliran sebelum -3.4 telah diusulkan.
 
Jika boleh memilih, ATB lebih condong untuk tidak melakukan penggiliran. Karena, penggiliran menyebabkan perusahaan kehilangan pendapatan. Selain itu, pengatu