Adhya Tirta Batam Official Website

Hidup Adalah Sebuah Pilihan

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 30-MAR-2020 21:40:05,   Dibaca : 6078 kali
Oleh: Ir. Benny Andrianto, M.M. (Presiden Direktur ATB)

Ketika sesuatu menjadi begitu penting, lakukan. Bahkan jika kemungkinannya tidak menguntungkan Anda sekalipun. (Elon Musk)

"Tok, Tok, Tok,"
Suatu siang pintu rumah Anda diketuk. Ternyata driver transportasi online yang ingin mengantarkan makan siang Anda.

Sebelumnya Anda memang memesan makan siang menggunakan aplikasi Online. Anda tak mau keluar rumah karena Anda sedang WFH dan melakukan social distancing sesuai anjuran pemerintah.

Mudah sekali. Pilih mau makan apa dan driver akan membelikan untuk Anda. Lalu anda bisa pantau perjalanan pesanan anda. driver langsung mengantar makanan sampai ke depan pintu rumah Anda. Tidak nyasar kemana-mana, walaupun itu adalah pertama kalinya dia ke rumah Anda.

Hebat kan?

GPS adalah salah satu teknologi dasar yang digunakan oleh perusahaan transportasi online seperti Gojek, Grab, Uber atau yang lainnya. Mereka berinovasi, memanfaatkan teknologi sederhana ini, dan meraup untung besar.

Hanya dalam waktu 4 tahun sejak berdirinya, Gojek telah berkembang menjadi perusahaan rintisan yang menyandang status Decacorn pertama dari Indonesia. Dengan nilai valuasi perusahaan mencapai lebih dari sepuluh triliun Rupiah.

Bayangkan, hanya dengan memanfaatkan GPS untuk melakukan tracking proses, perusahaan-perusahaan jadi raksasa.

Anda tentu tahu apa itu GPS. Teknologi sederhana yang sering digunakan untuk mencari posisi tertentu. Biasanya orang menggunakannya dalam bentuk aplikasi Google Map, atau Waze, untuk mengarahkan perjalanan mereka.

Tak banyak yang tahu, bahwa teknologi GPS ini ternyata berbasis satelit. Sehingga tak perlu pulsa untuk mengaktifkannya. Asal Anda masih dalam jangkauan satelit, maka teknologi GPS aktif.

Saat ini ada lebih dari 80 satelit yang setiap saat mengorbit mengelilingi Bumi dan memberikan informasi. Jadi sebenarnya, posisi Anda itu selalu terlacak. Hanya masalahnya, apakah mau berbagi lokasi atau tidak. Itu saja.

Nah, setelah mengetahui prinsip dasarnya, ternyata GPS bisa menjadi salah satu senjata kita untuk melawan perkembangan Virus Corona. Dimana relevansinya ya?

Mari saya jelaskan kepada Anda. Di tengah merebaknya virus Corona, Lockdown jadi salah satu pilihan yang ditawarkan untuk membatasi penyebaran Virus Corona.

Mengapa?
Karena kita tak pernah tahu, siapa saja yang sudah terinfeksi. Siapa saja yang sudah ditetapkan sebagai suspek, Orang Dalam Pemantauan (ODP), atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Kita buta sama sekali. Bisa saja Anda berpapasan dengan salah satunya tanpa sengaja.

Namun disisi lain, resiko yang ditanggung ketika Lockdown dilakukan sangat besar. Terutama bagi mereka yang mengandalkan penghasilan harian. Gaji hari ini, untuk kebutuhan esok hari. Jika Lockdown diterapkan, maka mereka akan kesulitan mendapatkan penghasilan.

Tak punya uang untuk makan. Atau mungkin bayar kontrakan. Atau memenuhi kebutuhan lainnya. Akhirnya, potensi munculnya masalah sosial atau kerusuhan jadi sangat tinggi.

Karena itu, Kebijakan Lockdown untuk negara seperti Indonesia perlu dipertimbangkan dengan matang. Namun, apakah Lockdown jadi satu-satunya solusi untuk menekan penyebaran Virus Corona?

Tentunya tidak. Salah satu solusi lain yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan teknologi GPS, guna mengurangi interaksi dengan orang-orang yang sudah dinyatakan sebagai Suspek, ODP mapun