Keputusan Cepat, Keputusan Tepat
Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 11-MAY-2020 21:47:50,
Dibaca : 4756 kali
Oleh: Ir. Benny Andrianto, M.M. (Presiden Direktur ATB)
"Kualitas sebuah keputusan seperti elang yang menyerang dengan cepat. Menukik menyerang dan menghancurkan korbannya," (Sun Tzu)
Jika bukan karena pandemi Covid-19, pencinta balapan Formula One (F1) sudah menikmati race pertama pada 15 Maret 2020 lalu. Harusnya, race pertama itu diselenggarakan di sirkuit Albert Park, Melbourne, Australia.
Namun penggemar harus kecewa, karena Australia memilih mengundurkan diri jadi tuan rumah karena Covid-19. Jadwal F1 berantakan. Padahal, race di sirkuit ini sangat ditunggu. Pencinta F1 menanti-nanti ada pembalap yang mampu memecahkan rekor legenda hidup F1, Michael Schumacher.
Rekor itu dibuat oleh Schumi panggilan akrab Michael Schumacher, pada tahun 2004. Schumi mampu membuat lap tercepat dengan catatan waktu 1 menit 24.125 detik. Rekor ini bisa dibilang ajaib, karena Sirkuit Albert Park memiliki lintasan yang tak mudah.
Lintasan di Albert Park memiliki panjang 5,303km dengan 16 tikungan. Paduan high speed dan tikungan membuat sirkuit ini banyak disukai pembalap. Penuh tantangan, dan tak mudah ditaklukan. Itu juga yang menjadi alasan, rekor Schumi belum terpecahkan selama 16 tahun.
Memang tak mudah memecahkan rekor di kompetisi F1. Karena ini adalah pertandingan antar jet darat dengan kecepatan lebih dari 300 KM/jam. Betul-betul seperti panah melesat. Jika satu kedipan mata 400 mili detik, itu berarti mobil F1 dapat menempuh 35 meter dalam satu kedipan mata.
Cepat banget kan?
Kecepatan yang luar biasa ini harus dikendalikan. Bukan hanya di trek lurus. Terutama saat berada di tikungan. Jika tidak mampu mengendalikan, alhasil potensi kecelakaan yang tinggi akan jadi ancaman serius bagi pembalap.
Itulah sebabnya pembalap tak hanya dituntut punya skill. Tapi juga harus mampu mengambil keputusan yang tepat, dalam waktu yang sangat cepat. Terlambat satu kedipan mata saja, bisa berdampak fatal.
Lalu, bagaimana caranya pembalap mampu mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang cepat?
Proses kompetisi F1 sebenarnya sudah didukung oleh teknologi sejak tahun 1990 an. Mobil F1 dilengkapi dengan sistem transmisi data yang disebut dengan telemetri. Satu mobil dilengkapi dengan 150 sampai 300 sensor yang mengirimkan data secara real time setiap 2 mili detik ke server.
Data-data itulah yang kemudian dianalisa oleh pembalap dan teknisi. Mereka akan menyimpulkan strategi balapan secara detail. Mereka perlu insight agar dapat membuat keputusan dengan tepat. Tidak bisa meleset 1 mili detik. Karena kemenangan di F1 ditentukan selisih waktu yang sangat ketat. Hanya dalam 1/1000 detik. Wow !
Nah, Anda lihat kan. Bukan jamannya lagi mengambil keputusan hanya berdasarkan pengalaman. Sudah lewat. Anda harus bisa mengambil mengambil keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan data yang cukup. Tidak hanya di F1, namun juga dalam proses manajemen, atau dalam kehidupan Anda.
Pengambilan keputusan sebenarnya harus melewati beberapa proses. Dimulai dari menetapkan tujuan dari pengambilan keputusan. Kemudian mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, membuat analisa, mengukur resiko, baru pengambilan keputusan.
Prosesnya memang cukup panjang. Namun basis data yang memadai memiliki peran yang paling penting. Tanpa itu, Anda tidak mampu membuat analisa yang baik. Kemudian akan mendapat alternatif keputusan yang salah. Dan yang paling bahaya anda malah membu