Adhya Tirta Batam Official Website

Lelang Pengelolaan SPAM Hanya Untuk 6 Bulan, Langkah Riskan, Pertaruhkan Pelayanan Air Batam

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 10-SEP-2020 09:02:51,   Dibaca : 3198 kali
BATAM - BP Batam Menunjuk PT Moya Indonesia sebagai Mitra Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Selama Masa Transisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam. Moya Indonesia akan mengelola SPAM Batam selama 6 bulan pasca konsesi ATB berakhir.
 
Penunjukan langsung ini dilakukan oleh BP Batam hanya 2 bulan sebelum masa konsesi pengelolaan air dengan ATB berakhir.
 
Langkah ini dinilai terlalu terburu-buru dan tak mempertimbangkan dampaknya terhadap kualitas pelayanan air bersih di Kota Batam pasca Konsesi ATB berakhir. Pasalnya, transisi yang tak mulus dapat membuat layanan air bersih di kota Batam terganggu.
 
"Apakah dalam waktu 2 bulan ini operator baru mampu mempersiapkan diri, sehingga kualitas pelayanan air bersih tidak turun? Mengapa tidak langsung saja tunjuk ATB untuk masa 6 bulan itu?" ujar salah satu pengusaha Batam, Arief Junaidi.
 
Seperti diketahui, operator baru hanya bisa masuk dalam SPAM Batam setelah masa konsesi dengan ATB berakhir. Pasalnya, aset SPAM masih menjadi milik ATB. Belum sepenuhnya menjadi Barang Milik Negara (BMN), karena masih ada kewajiban BP Batam yang belum ditunaikan.
 
Dengan demikian, operator baru tidak dapat melakukan persiapan awal untuk mengelola SPAM Batam. Tanpa persiapan apapun, maka dipastikan akan terjadi gangguan pelayanan air bersih di Batam saat konsesi dengan ATB berakhir.
 
"Ini namanya cari-cari masalah. Lebih baik serahkan saja pada ATB, sampai BP Batam benar-benar punya konsep yang tepat untuk mengelola air. Sekarang, kesannya terlalu dipaksakan. Di satu sisi BP Batam belum siap, lalu melelangkan ke pihak swasta hanya untuk pengelolaan 6 bulan," jelasnya.
 
Selain kendala teknis, karakteristik pengelolaan air di Kota Batam yang unik juga akan menjadi kendala tersendiri.
 
Seperti diketahui, Batam adalah kota dengan sumber air yang terbatas. ATB mampu memenuhi kebutuhan air bersih karena memiliki sistem untuk mengelola air dengan sangat efisien. Sehingga penduduk Batam dapat menikmati air bersih di tengah keterbatasan.

"Ini (Pelayanan Air Bersih) Bengkong sudah jauh lebih baik loh sekarang. Jangan sampai malah jadi lebih buruk lagi. Jangan warga yang jadi korban," tegas Erma Melinda Yani, Pengusaha Rumah Makan di Wilayah Bengkong.
 
Alangkah lebih baiknya bila BP Batam mengambil langkah bijaksana, meminta ATB melanjutkan pengelolaan SPAM selama 6 bulan pasca konsesi, sebelum BP Batam mempersiapkan mekanisme pengelolaan SPAM yang memang ideal untuk Batam.
 
"Kesan yang timbul sekarang adalah BP Batam tak punya konsep yang jelas mengenai pengelolaan air bersih kedepannya. Sebaiknya persiapkan dulu konsep yang jelas, baru ambil langkahnya," tuturnya.
 
Masa transisi konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam merupakan titik kritis yang harus mendapat perhatian pemerintah. Jika tidak berjalan mulus, maka berpotensi mengganggu layanan air bersih di Kota Batam.
 
Awalnya, BP Batam berniat melakukan pengelolaan SPAM Batam secara mandiri. Untuk tujuan itu, BP Batam akan membangun Strategic Business Unit (SBU), dan mengirimkan sejumlah tenaga ahli untuk melakukan orientasi ke PT Adhya Tirta Batam (ATB) sebagai pengelola SPAM saat ini.
 
Masa orientasi telah berlangsung sejak 15 Mey 2020. Para tenaga ahli yang dikirim oleh BP Batam disambut langsung oleh Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto bersama jajaran direksi dan manaj